Kamis, 21 November 2013

DENGAN CINTA SEMUA TERCIPTA



Dengan Cinta Semua Tercipta

            Sekelumit tentang cinta , saya mempunyai syair  :

Cinta gila yang selalu didamba
Tidak akan pernah menghasilkan apa-apa
Cinta suci lebih agung daripada cinta gila
Kegilaan cinta membuat akal berhenti bekerja
Layaknya manusia yang tertidur selamanya
Dibuai oleh manisnya hawaa

Cinta merupakan naluri bagi siapa saja yang Allah karuniakan hati , karena dengannya cinta dapat terasa, menarik otot pipi sehingga menghasilkan senyum ketika praharanya menerpa dada.  Kekuatan cinta mampu merubah segalanya,  hitam menjadi putih, kuburan menjadi taman, neraka menjadi surga, panas menjadi sejuk, dingin menjadi hangat dan pasir menjadi mutiara. Menurut ibnu Qayyim Al-Jauziyah dalam Roudlotul Muhibbiin , “cinta adalah hasrat kecenderungan jiwa terhadap sesuatu, Ini mungkin ketika seseorang mencintai sesuatu maka jiwa dan hatinya akan condong terhadap sesuatu yang dicintainya, setiap perkataannya akan selalu mengarah ke orang yang dicintainya karena pecinta selalu ingin membicarakan yang dicinta.” Seolah mendapatkan kesegaran batin ketika yang dicinta disebut namanya. Fikiran  penuh dengan nama yang dicinta, tidak mampu berfikir tentang apapun kecuali memikirkannya. Inilah pemutus keproduktifan seorang pemuda ketika prahara ini datang.

Teringat ada seorang syaikh yang berkata “ Kalau diberikan pilihan antara jatuh cinta dengan tidak jatuh cinta, maka saya akan memilih untuk tidak jatuh cinta”.  Cinta adalah nikmat yang berbalut penyakit, menghasilkan senyum yang diiringi keresahan , menciptakan tawa yang berbalut tangisan dan kegalauan yang tidak ada obatnya selain berdamping dengan yang dicinta.  Cinta adalah kecenderungan hati, matinya akal, penuhnya perasaan bagaikan suatu wadah yang telah terisi penuh oleh air sehingga ketika diisi lagi, tidak akan mampu wadah tersebut menampungnya. Tapi cinta bukanlah aib yang harus kita tutupi, bukan sebuah bangkai yang harus kita jauhi dan bukan sebuah kebutuhan pokok layaknya makanan yang harus kita konsumsi setiap hari untuk memperoleh kenikmatannya. Cinta adalah sebuah naluri yang Allah SWT anugerahkan kepada manusia dan binatang. Cinta yang berefek seperti paparan diatas adalah ketika penempatan cinta tidak sesuai kepada maqamnya, cinta yang dibalut nafsu, penuh tipuan, bagaikan racun dengan rasa madu. Nikmat tapi pada akhirnya akan membunuh. Tidak lain adalah cinta kepada makhluk dan semata-mata karenanya.

Mengelola Cinta
Cinta yang suci, membawa kenikmatan, menenangkan hati dan membuat jiwa semangat adalah cinta yang dibingkai oleh kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya. Cinta yang hakiki, cinta yang mulia, adalah milik Sang Maha Cinta, Allah SWT. Mari kita renungi hadis qudsi ini , resapi bagaimana Sang Maha Cinta mencintai kita :
“ Sungguh aneh kamu wahai anak adam, Aku ciptakan kamu namun kamu menyembah kepada selain Aku . Aku beri kamu rizki namun kamu bersyukur kepada selain Aku. Aku berikan cinta-Ku melalui nikmat-nikmat itu padahal Aku sama sekali tidak membutuhkanmu namun kamu melakukan kebencian kepada-Ku dengan melakukan kedurhakaan kepada-Ku padahal kamu sangat membutuhkan-Ku. KebaikanKu turun kepadamu namun kejahatanmu naik kepada-Ku”.

            Subhanallah, bagaimana Allah mencintai kita. Menciptakan kita dari ketiadaan, kemudian memberikan kita nikmat padahal sama sekali Allah tidak membutuhkan kita. Itulah cinta yang hakiki, cinta Allah kepada makhluk-Nya pantaskah kita untuk tidak mencintai-Nya, betapa hinanya kita yang malah membangkang-Nya dengan melakukan kemaksiatan-kemaksiatan yang telah jelas diperintahkan untuk menjauhinya.
Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah”(QS Adz Dzariyat 56.)
Banyak yang salah mengartikan tentang hakikat beribadah, beribadah hanya untuk menggugurkan kewajiban, menjalankan perintah. Itu semua memang dibenarkan, tapi ada tingkatan yang lebih tinggi untuk memaknai ibadah, yaitu rasa syukur dan cinta kita kepada-Nya yang telah menciptakan kita dari ketiadaan. Ibadah adalah wujudnya, bentuk kongkrit cinta kita kepada-Nya.

            Dengan cinta-Nya alam semesta tercipta, dengan cinta-Nya manusia tercipta, dengan cinta-Nya manusia memiliki cinta, dengan cinta-Nya manusia bisa hidup dengan damai di muka bumi yang oleh Allah semua yang ada di dalamnya tercipta untuk manusia.

Uhibbuk Fillah
            Allah mengkaruniakan cinta kepada manusia, dan dengan cinta itu manusia bisa mencintai dari jenisnya. Cinta dengan proses yang halal membawa manusia menjadi manusia yang suci. Cinta karena Allah tidak dengan nafsu adalah cinta yang tidak akan membawa manusia ke dalam jurang kenistaan dan akan membawa pelakunya menjalani cinta yang abadi di surga-Nya nanti. Rasulullah bersabda “ Seseorang akan bersama orang yang dicintainya”
 Rasulullah telah mencontohkan kita, bagaimana kita menyalurkan cinta kita kepada makhluk karena Allah, cinta yang dilalui dengan proses yang halal.
“Wahai para pemuda , siapa saja diantara kalian yang telah mampu memikul beban, hendaklah ia segera menikah, karena hal itu dapat menundukkan pandangan dan menjaga kehormatan. Sebaliknya siapa saja yang belum mampu, hendaklah ia berpuasa karena hal itu dapat menjadi perisai”
Begitu Ibnu Mas’ud menuturkan sabda Rasulullah SAW.

Menikah adalah jalan suci yang diridhai untuk menyalurkan cinta kita kepada lawan jenis.  Menjaga pandangan mata kita dari segala bentuk hawa nafsu dan menjaga kehormatan kita dari bentuk dosa besar yang keji. Zina.
“ Nikahilah oleh kalian wanita-wanita yang kalian senangi” (QS an Nisa 3)
Menikah adalah salah satu bentuk  pelestarian kehidupan di muka bumi, dengan adanya cinta keberadaan manusia terlestarikan sehingga menghasilkan generasi-generasi selanjutnya. Begitulah Allah menjaga kehidupan manusia dari dahulu sampai sekarang dengan cinta-Nya. Dengan cinta-Nya manusia memiliki cinta dan dengan cinta itu manusia mendapatkan kebahagiaan dan kemampuan untuk melestarikan kehidupan di muka bumi. Wallahu A’lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar